preman pasar dengan wajah yang masih sedikit lugu itu hampir mati ketika puluhan pengunjung pasar memukulinya. preman na'as itu ketahuan ketika sedang menjambret tas seorang perempuan yang bernama diana.
"sudah sudahh !" teriak diana menyeru para pengujung pasar untuk berhenti memukuli preman itu
"SUDAH!!! kasihan preman itu" lanjutnya
preman itu meringis kesakitan meminta tolong, wajah preman itu sudah berubah bentuk karena bogeman-bogeman pengunjung pasar.
diana yang mempunyai hati lembut tidak akan tega membiarkan orang sekarat di depannya. dia pun membawa preman tersebut kerumah sakit.
sungguh nasib beruntung masih bersama preman itu, preman yang hampir di ajak jalan-jalan olehmalaikat izrail. diselamatkan oleh wanita yang hampir menjadi korbannya sendiri.
***
"terima kasih mba, sudah menolong saya" sang preman memasang wajah polos dengan nada datar
"iya, tidak apa-apa. kamu kenapa bisa mencuri ?" tanya diana
"saya putus asa mba, saya baru lulus kuliah, sudah menaruh puluhan lamaran di setiap perusahaan, tapi belum ada panggilan" jelas sang preman
"ohh" singkat diana
diana pun pergi meninggalkan sang preman sendirian terbaring di tempat tidur rumah sakit sendirian. diana pergi keluar untuk mencari bubur untuk sang preman karena rumah sakit tersebut tidak menyediakan makanan untuk pasiennya.
dua minggu kemudian
"makasih ya mbaa, saya sudah dimasukan ke perusahaan milik ayah mbaa"
"tidak usah panggil mba, kita kan masih seumuran"
"eh iya, nama mba siapa?" sang preman menyodorkan tangan
"nama aku diana, kamu?"
"saya bagyo mba"
si preman yang bernama bagyo ternyata diajak bekerja dengan diana di sebuah perusahaan milik ayah diana. diana memang sangat baik, walaupun tas diana yang waktu itu ingin dijambret bagyo, diana malah membawa bagyo kerumah sakit, merawatnya, menengoknya setiap hari, membawakan makanan, bahkan sampai mengizinkan bagyo tinggal dirumah besarnya pada saat bagyo mengucapkan dia adalah seorang anak rantau yang tidak mempunyai tempat tinggal di jakarta.
tiap hari diana dan bagyo selalu berpapasan karena mereka sudah satu kantor, berangkat kerja bareng, bahkan sudah satu atap.
suatu malam bagyo sedang melamun di lantai 2 rumah diana,
diana, wanita yang cantik, baik dan kaya. siapa yang tidak akan jatuh cinta ke padanya. gue sunguh gabisa terus begini, nahan perasaan sangatlah pedih. tapi, kalo gue nyatain perasaan gue ke diana, apakah dia mau menerima gue yang jelas-jelas dulu gue mau jambret dia. Ah sudahlah, besok gue harus berani ngungkapin perasaan gue, apapun resikonya gue siap!
pagi hari sebelum mereka berangkat ke kantor, bagyo telah bersiap-siap di depan pintu kamar diana, ketika diana keluar, bagyo langsung bertekuk sebelah lutut
"diana, maaf kalo aku lancang, aku gabisa nahan perasaan ini terus menerus. selama ini kamu baik banget sama aku, aku mau mengucapkan terima kasih banyak atas pertlongan kamu. sebenernya aku ingin ngungkapin perasaan aku ke kamu, aku suka sama kamu. ini tidak konyol kan? aku setiap hari bertemu kamu, kamu selalu membantu aku setiap saat, kamu mau ga jadi pacara a...."
diana tiba-tiba menutup mulut bagyo dengan jari telunjuk kanan nya
"aku tau yoo, aku tau yang sebenernya"
"ko kamu tau, darimana?"
"aku sering kedapetan ketika dikantor kamu lagi natap aku, tapi setiap aku nengok, kamu langsung selalu memalingkan muka"
"hehe, iya maaf membuat kamu ngga nyaman yah"
"aku nyaman-nyaman aja ko, tapi kenapa kamu jadi lelaki secemen itu? ga berani jujur?"
"kodrat kita kan beda, kamu kaya, sementara aku..."
lagi lagi diana menutup mulut bagyo dengan jari telunjuk kanan nya
"dalam cinta ga mandang kodrat atau tahta ko yoo"
"hehe, jadi gimana nih?"
"gimana apanya ?"
"kamu mau nggak jadi pacar aku?"
"nggak"
"............"
"nggak bakal nolak"
mereka berdua langsung berpelukan, terasa sangat hangat pelukan diana.
tangan bagyo menggandeng tangan diana, kulit halus diana sangat terasa saat tangan bagyo menyentuhnya.
akhirnya mereka langsung naik mobil, tapi bukan untuk pergi ke kantor, tapi ke mall untuk makan, merayakan jadian mereka dan nonton bareng.
kini preman dan si anak orang kaya pun tidak terpisahkan. mereka berdua bak burung merpati yang saling setia.
note : cinta sejati tidak mengenal tahta, bahkan harta sekalipun
Sulit dipercaya sih..
BalasHapusKayaknya si Diana ini otaknya sengklek. Hahaha.